Skip to main content

Laporan Mikrobiologi Lanjutan Isolasi

Laporan Praktikum Microbiologi

PRAKTEK VII
LANJUTAN ISOLASI
Oleh


Kelompok I

Ketua              : Rahmad Doni Linge             1405104010004
Anggota          : Bagus Ramadhan S.P           1405104010005
                          Kemal Farsha Maulana        1405104010024
                          Masitah                                 1405104010022



 JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2017




BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan makhluk yang populasinya sangat besar dan komplek. spesiesnya yang berjumlah ratusan terdapat di bagian-bagian tubuh manusia, makanan, hewan dan lain-lain. Bukan hanya terdapat pada makhluk hidup, mikroorganisme juga terdapat ditanah, air dan udara. Dalam kehidupan terkadang kita membutuhkan suatu mikroorganisme tertentu untuk diisolasi atau dibiakkan.
Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari suatu lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikroorganisme antara cara goresan (streak plate), cara sebar (spread plate), cara tuang (pour plate).
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.
Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.

Tujuan Praktikum
1.        Untuk melatih praktikan memisahkan bakteri yang telah dibiakkan ke media agar yang baru dengan metode gores (streak) dan membiakan kembali dalam media miring, tegak dan media cair.
2.        Untuk melatih praktikan agar dapat mengenali bentuk dan morfologi koloni bakteri.

  
BAB II.  TINJAUAN PUSTAKA

Keberadaan mikroorganisme dalam sampel atau spesimen adalah sebagai biakan campuran. Oleh karena itu, untuk analisa kualitatif dan kuantitatif suatu mikroorganisme dibutuhkan teknik laboratorium atau in vitro, yaitu dengan cara mengkultur mikroorganisme pada media. Dalam kultur mikroorganisme secara kualitatif melalui teknik isolasi, dapat diperoleh biakan murni (pure culture). Sedangkan dalam bidang mikrobiologis agar terhindar dari kontaminasi. isolasi merupakan suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme dari sampel atau alam dan menumbuhkan dalam media kulkar secara in vitro sehingga diperoleh biakan murni. Inokulasi merupakan suatu cara untuk memindahkan biakan murni dari suatu media ke media lain yang sama atau berbeda. Inokulum merupakan biakan hasil isolasi yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme pada waktu dan temperatur tertentu (Harti, 2015).
Mikroorganisme dibiakan di laboratorium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bargantung pada banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung sema zat makanan yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan pendimginan harus dikendalikan dengan baik. (Buckle, 2007)
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan (Dwijoseputro, 1998).         
Memelihara di media agar dengan posisi miring cara memelihara jamur yang sering dilakukan, yaitu dengan menumbuhkan pada media agar miring secara periodik. Biakan agar miring ini mudah dibuat dan digunkan. Pemeliharaannya ditujukan terutama untuk mempertahankan sifat fisiologi dan morfologinya. Tenggang waktu penumbuhan ulang dari agar miring yang lama ke agar miring yang baru dapat dilakukan minimal setiap 8-9 bulan. Ada beberapa jenis jamur yang dapat disimpan sampai wantu 12 jam. Penyimpanan biakan pada agar miring sebaiknya dilemari pendingin dengan suhu 5-20ºC. Sebaiknya setiap contoh jenis jamur dibuat duplikatnya (duplo atau triplo). Jika pengerjaannya kurang hati-hati, tidak jarang simpanan biakan pada kultur agar miring dapat terjadi kontaminasi. Dengan demikian, pada saat pemeriksaan periodik sebaiknya ditumbuhkan pula pada cawan petri, kemudian dilakukan isolasi ulang dari bentuk koloni yang tumbuh baik (Suwahyono, 2013).
  

BAB III. PROSEDUR KEGIATAN

3.1. Tempat dan Tanggal Praktikum
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Susu Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas syiah kuala. Darussalam, Banda Aceh pada tanggal 10 Mei 2017.
3.2. Bahan dan Alat
       a.  Bahan
·         Bakteri pada media agar
·         Alkohol 70%
       b. Alat
·       Jarum inokulum atau ose
·       Jarum needle
·       Bunsen
·       Tabung reaksi
·       Cawan petri

3.3. Prosedur kerja
Pada praktikum kali ini ada beberapa prosedur kerja yang dilakukan, yaitu:
Teknik penanaman dengan goresan pada cawan.
1.        Goresan sinambung
·      Disentuhkan inokulum loop pada koloni dan digoreskan secara kontinyu sampai setengah permukaan agar
·      Diputar cawan 180ºC, pada jarum inokulum jangan dipijarkan dan dilanjutkan dengan goresan sampai habis
2.        Goresan T
·       Dibagi cawan menjadi tiga bagian menggukan spidol marker
·       Diinokulasi didaerah satu dengan streakn zig-zag
·      Dipanaskan jarum inokulum dan ditunggu sampai dingain, kemudian dilanjutkan streak zig-zag pada daerah kedua. Diputar cawan untuk memperoleh goresan yang sempurna.
·       Dilakuakan hal yang sama pada daerah ketiga
3.        Goresan kuadran (streak quadrant)
·       Sama dengan goresan T, yang berbeda yaitu dibagi empat
·      Didaerah satu merupakan goresan awal yang banyak mengandung banyak sel mikroorganisme
·      Dipotong atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.
Teknik penanaman dengan tusuk dan gores miring pada tabung
1.        Isolasi pada media agar miring
·       Dibakar ose sampai steril dan didinginkan
·       Diambil biakan bakteri pada media agar
·       Ditutup tabung media agar dan dibuka dengan menjepit menggunakan jari kelingking
·       Dibakar mulut tabung reaksi dengan api bunsen
·       Digores zig-zag permukaan media yang sudah berisi koloni bakteri dengan ose
·       Dibakar mulut tabung dan segera ditutup dengan tutupnya
·       Dibakar ose sampai steril
·       Diinkubasi mikroba yang telah diisolasi  selama 2x24 jam didalam inkubator
·       Diamati karakteristik koloni mikroba yang tumbuh
2.        Isolasi pada agar tegak
·      Dibakar needle sampai steril dan didinginkan
·      Diambil biakan bakteri pada media agar
·      Ditutup tabung media agar  dan dibuka dengan menjepit menggunakan jari kelingking
·      Dibakar mulut tabung dengan api bunsen
·      Dibakar needle yang sudah berisi kolonibakteri dan ditusukkan ke agar tegak
·      Dibakar mulut tabung smapai steril
·      Diinkubasi mikroba yang telah diisolasi  selama 2x24 jam didalam inkubator
·      Diamati karakteristik koloni mikroba yang tumbuh
3.        Isolasi pada agar cair
·      Dibakar ose sampai steril dan didinginkan
·      Diambil biakan bakteri pada media agar
·      Ditutup tabung media agar dan dibuka dengan menjepit menggunakan jari kelingking
·      Dicelupkan jarum ose yang sudah berisi koloni bakteri ke agar cair
·      Dibakar mulut tabung dan segera ditutup dengan tutupnya
·      Dibakar ose sampai steril
·      Diinkubasi mikroba yang telah diisolasi  selama 24 jam didalam inkubator
·      Diamati kekeruhan pada agar cair

3.4.  Skema kerja


Teknik penanaman dengan tusuk dan gores miring pada tabung.
1.      2. Isolasi pada media agar miring


1.      3. Isolasi pada agar tegak



1.      4. Isolasi pada agar cair


BAB III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1.1.  Hasil Pengamatan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengamatan pada teknik penanaman dengan goresan sinambung ialah diamana bakteri pada bagian 1 lebih banyak dari bagian 2. Pada goresan T hampir sama dengan goresan sinambung, dimana bakteri pada bagian 1 lebih banyak dari bagian 2. Akan tetapi di bagian ketiga bakteri semakin sedikit. Pada teknik penanaman dengan tusuk dan goresan pada tabung di bagian isolasi agar miring, tegak dan cair, dimana bakteri paling banyak tumbuh iyalah dibagian isolasi agar miring dan pada agar tegak. Akan tetapi pada bagian agar tegak bakteri yang tumbuk tidak sebanyak pada bagian agar miring. Sedangkan pada percobaan agar cair terdapat kekeruhan pada agar, yang disebabkan akan adanya bakteri yg tumbuh.

1.2.  Pembahasan
     Pembiakan  mikrobia  di  laboratorium  memerlukan  media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba.  Media  adalah  suatu  bahan  yang  digunakan  untuk menumbuhkan  mikroba  yang  terdiri  atas  campuran  nutrisi  atau  zatzat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan  untuk  isolasi,  memperbanyak,  pengujian  sifat-sifat fisiologis  dan  perhitungan  jumlah  mikroba. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba ialah ; Nutrien, Tersedianya air, Nilai PH, Suhu, Tersedinya oksigen, Komponen anti mikroba Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi.
Mengisolasi  suatu  mikroba  ialah  memisahkan  mikroba tersebut  dari lingkungannya  di  alam  dan  menumbuhkannya  sebagai biakan  murni  dalam  medium  buatan.  Untuk  isolasi  harus  diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya. Mikroba  jarang  terdapat  di  alam  dalam  keadaan  murni. Kebanyakan  merupakan  campuran  bermacam-macam  spesies mikroba. Macam-macam  cara  mengisolasi  dan  menanam  mikrobia adalah  :  1).  Spread  plate  method (cara  tebar/sebar),  2).  Streak platemethod(cara gores), 3). Pour plate method(cara tabur).
Teknik  spread  plate merupakan  teknik  isolasi  mikroba dengan cara menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran dipermukaan media agar yang telah memadat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba.  Karena  konsentrasi  sel-sel  mikroba  pada  umumnya  tidak diketahui,  maka  pengenceran  perlu  dilakukan  beberapa  tahap, sehingga  sekurang-kurangnya  ada  satu  dari  pengenceran  itu  yang mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung. Pour Plate Cara  ini  dasarnya  ialah  menginokulasi  medium  agar  yang sedang  mencair  pada  temperatur  45-50oC  dengan  suspensi  bahan 31 yang  mengandung  mikroba,  dan  menuangkannya  ke  dalam  cawan petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-koloni yang tersebar di permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.
Streak Plate Cara  gores  umumnya  digunakan  untuk  mengisolasi  koloni mikroba  pada  cawan  agar  sehingga  didapatkan  koloni  terpisah  dan merupakan  biakan  murni.  Cara  ini  dasarnya  ialah  menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan  akan  tumbuh  koloni-koloni  terpisah  yang  mungkin  berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri yang memiliki flagella seringkali membentuk koloni yang  menyebar  terutama  bila  digunakan  lempengan  yang  basah. Untuk  mencegah  hal  itu  harus  digunakan  lempengan  agar  yang benar-benar kering permukaannya.
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran, Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang, Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan.
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. Setelah diperoleh biakan murni (koloni yang berasal dari sel tunggal), mikroorganisme tersebut siap dilakukan telaah dan identifikasi,dan kemudian ditumbuhkan sesuaitujuan.
Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa sistem reproduksi bakteri adalah dengan cara pembelahan biner melintang, satu sel membelah diri menjadi 2 sel anakan yang identik dan terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari.
Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga akan diperoleh kurva pertumbuhan.

  
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1.    Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya.
2.    Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.
3.    Pada hasil percobaan goresan T hampir sama dengan goresan sinambung yang mana bakteri pada bagian 1 lebih banyak dari bagian 2 dan selanjutnya.
4.    Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan.
5.    Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan.



DAFTAR PUSTAKA
Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Dwijoseputro. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jembatan. Jakarta.
Harti, Agnes Sri. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Edisi 1. Andi. Yogyakarta.
Suwahyono, Untung. 2013. Opestisida. Cetakan 1 (edisi revisi). Swadaya. Jakarta.



 LAMPIRAN




 
 









Comments

Popular posts from this blog

Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF)

RANCANGAN ACAK KELOMPOK - FAKTORIAL (RAKF)   1. Penggunaan Percobaan Faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah percobaan dimana faktor yang dicobakan lebih dari satu faktor dan menggunakan RAK sebagai rancangan percobaannya.  Rancangan ini dipilih apabila satuan percobaan yang digunakan tidak seragam, sehingga perlu pengelompokan, sedangkan pada RAL Faktorial, satuan percobaan relatif seragam sehingga tidak perlu adanya pengelompokkan.  Pada prinsipnya percobaan RAK Faktorial sama dengan percobaan RAKL tunggal yang telah dibahas sebelumnya namun dalam percobaan ini terdiri dari dua faktor atau lebih.     2. Pengaturan Unit-unit Penelitian                        Prinsip : Ulangan pada RALF menjadi kelompok pada RAKF, dan perlakuan terdiri dari 2 atau lebih  dari 2 faktor perlakuan, setiap unit penelitian disebar secara acak pada kelompoknya.      ...

Laporan Pengukuran Tahanan

Laporan Pengukuran Tahananan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang             Rangkaian listrik terdiri dari alat-alat elektronika salah satunya resistor atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hambatan. Hambatan terdiri dari gelang-gelang warna setiap warna memiliki nilai tersendiri, hambatan banyak dipakai dalam rangkaian elektronika karena fungsinya yang menghambat arus listrik.             Menurut persamaan pada hukum ohm, nilai arus listrik berbanding terbalik dengan nilai hambatannya apabila nilai hambatannya besar maka nilai arus yang dialirkan pada rangkaian elektronika akan kecil begitu juga sebaliknya. Selain itu jika penyusunan rangkaian dilakukan secara seri maka nilai arus yang mengalir pada rangkaian tersebut akan sama, namun jika hambatannya disusun secara paralel maka nilai arus yang mengalir akan berbeda, karena peranan resistor ...