Skip to main content

Laporan PENGUKURAN ILLUMINASI CAHAYA

SISTEM  INSTRUMENTASI PENGUKURAN


Laporan PENGUKURAN ILLUMINASI CAHAYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Sains telah membuktikan bahwa tanpa adanya matahari (sumber cahaya) maka tidak akan ada kehidupan di bumi ini, cahaya merupakan kebutuhan pokok bagi keberadaan dan keberlangsungan kehidupan. Bagi tumbuhan yang berperan sebagai produsen dalam rantai makanan membutuhkan bantuan sinar matahari untuk melakukan fotosintesis, jika tidak ada bantuan dari cahaya maka proses tersebut tidak akan terjadi sehingga tidak adanya makanan yang dihasilkan dan tidak adanya pangan yang tersedia untuk dikonsumsi.

            Cahaya buatan yang berasal dari lampu juga berfungsi untuk memberikan penerangan pada malam hari. Namun, jika intesitas cahaya sangat besar maka dapat menyebabkan kerusakan pada mata, seperti cahaya dari sinar laser apabila cahaya laser ditembakkan tepat pada retina yang berada di mata dalam waktu lama maka retina akan rusak dan dapat mengalami kebutaan. Karena pentingnya peran cahaya dalam kehidupan manusia saat ini maka perlu dilakukan adanya pengukuran terhadap intesitas cahaya.

1.2 Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan percobaan ini ialah:
ü  Memahami konsep dan mampu melakukan pengukuran cahaya.
ü  Mampu menggunakan lux meter.

1.3 Rumusan Masalah
            Rumusan masalah ini ialah bagaimana menggunakan lux meter untuk mengetahui nilai intensitas cahaya yang diukur.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital (Giancoli, 2001).

Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi. Hampir semua lux meter terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto, dan layer panel. Sensor diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan lebih besar. Kunci untuk mengingat tentang cahaya adalah cahaya selalu membuat beberapa jenis perbedaan warna pada panjang gelombang yang berbeda. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua panjang gelombang (Suryatim, 1998).

Standar warna dapat dijadikan referensi sebagai suhu warna dan dinyatakan dalam derajat Kelvin. Standar suhu warna untuk kalibrasi dari hampir semua jenis cahaya adalah 2856 derajat Kelvin, yang lebih kuning dari pada warna putih. Berbagai jenis dari cahaya lampu menyala pada suhu warna yang berbeda. Pembacaan lux meter akan berbeda, tergantung variasi sumber cahaya yang berbeda dari intensitas yang sama. Hal ini menjadikan, beberapa cahaya terlihat lebih tajam atau lebih lembut dari pada yang lain (Freedman, 1991).



BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Alat dan bahan
No
Alat dan Bahan
Jumlah
1
Laser He-Ne
1 buah
2
Lampu Senter
1 buah
3
Lampu Halogen
1 buah
4
Lux Meter
1 buah

3.2 Prosedur Percobaan
            Langkah-langkah untuk melakukan percobaan ini ialah sebagai berikut.
1.      Sumber radiasi berupa lampu senter, lampu halogen, dan laser He-Ne disiapkan beserta catu dayanya masing-masing.
2.      Luxmeter dan probenya disiapkan dan diarahkan pada keluaran sumber cahaya.
3.      Sebelum menghidupkan sumber cahaya, batas ukur luxmeter ditempatkan pada ukuran maksimum.
4.      Selanjutnya, sumber cahaya dihidupkan  dan batas ukur luxmeter diatur sehingga hasil pengukuran dapat dibaca dengan jelas.
5.      Pengukuran dilakukan dan hasil pengukuran dicatat.
6.      Selanjutnya, dilakukan pengukuran yang sama untuk semua sumber cahaya.
7.      Setelah selesai melakukan percobaan, laser dimatikan dan perangkat lainnya. Semua perangkat dibersihkan dan ditempatkan pada posisi semula.



BAB IV
ANALISA DATA DAN HASIL

4.1 Data Hasil Pengamatan
            Adapun data hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan
No
Sumber
r (cm)
Iuminasi cahaya
E1
E2
3
1
Lampu Senter
0
1364
1329
1322
1338.3
2
958
921
937
938.67
4
853
872
847
857.3
6
908
858
870
878.67
8
743
782
750
758.3
10
723
721
720
721
2
Lampu Senter Handphone
0
1067 x 102
1067 x 102
1067 x 102
106700
2
342 x 102
277 x 102
283 x 102
30066.67
4
118 x 102
109 x 102
108 x 102
11167.67
6
56 x 102
54 x 102
53 x 102
5433.33
8
30 x 102
31 x 102
32 x 102
3100
10
22 x 102
20 x 102
20 x 102
2066.67

4.2 Analisa Data
1.      Mencari nilai Intensitas Cahaya (I) dengan Lampu Senter sebagai sumber cahaya.
ü  Dik :   = 1338.3 Luxmeter
           R = 0 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
E = I / r2
I =  x r2
I = 1338.3 x 0
I = 0 Cd

ü  Dik :   = 938.67 Luxmeter
           R = 2 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 938.67 x 2 x 10-3
           I = 1.87 Cd

ü  Dik :   = 857.3 Luxmeter
           R = 4 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 857.3 x 4 x 10-3
           I = 3.42 Cd

ü  Dik :   = 878.67 Luxmeter
           R = 6 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 878.67 x 6 x 10-3
           I = 5.27 Cd

ü  Dik :   = 758.3 Luxmeter
           R = 8 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 758.3 x 8 x 10-3
           I = 6.06 Cd

ü  Dik :   = 721 Luxmeter
           R = 10 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 721 x 10 x 10-3
           I = 7.21 Cd

2.      Mencari nilai Intensitas Cahaya (I) dengan Lampu Senter Handphone sebagai sumber cahaya.
ü  Dik :   = 106700 Luxmeter
           R = 0 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 106700 x 0
           I = 0 Cd

ü  Dik :   = 30066.67 Luxmeter
           R = 2 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 30066.67 x 2 x 10-3
           I = 60.13 Cd

ü  Dik :   = 11167.67 Luxmeter
           R = 4 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 11167.67 x 4 x 10-3
           I = 44.67 Cd

ü  Dik :   = 5433.33 Luxmeter
           R = 6 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 5433.33 x 6 x 10-3
           I = 32.59 Cd

ü  Dik :   = 3100 Luxmeter
           R = 8 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 3100 x 8 x 10-3
           I = 24.8 Cd

ü  Dik :   = 2066.67 Luxmeter
           R = 10 x 10-3 m
Dit : I . . . ?
Penyelesaian.
           E = I / r2
           I =  x r2
           I = 2066.67 x 10 x 10-3
           I = 20.67 Cd

4.3 Pembahasan
            Percobaan ini tentang mengukur nilai ilumniasi cahaya dengan menggunakan Luxmeter. Pengukuran ini penting dilakukan karena dengan mengetahui besar intesitas cahaya dari sumber cahaya kita dapat mengetahuinya apakah cahaya tersebut dapat merusak mata apabila terkena dalam waktu yang cukup lama atau tidak. Contoh sumber cahaya dengan intensitas cahaya yang tinggi ialah Matahari, makanya apabila kita menatap matahari secara langsung tanpa memakai alat bantu maka retina mata kita akan mengalami gangguan penyerapan cahaya sehingga dapat menyebabkan kebutaan pada mata.

            Dari pratikum ini dapat dilihat pada data hasil pengamatan bahwa semakin jauh jarak sumber cahaya dengan alat ukur maka nilai yang diperoleh akan semakin kecil hal ini dapat dibuktikan pada analisa data bahwa nilai intesitas cahaya berbanding terbalik dengan jarak, artinya jika jaraknya semakin besar makan nilainya akan semakin kecil dan sebaliknya. Dalam pratikum ini juga dilakukan dengan menggunakan dua sumber cahaya yaitu lampu senter dan lampu senter handphone.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Kesimpulan dari percobaan ini ialah
ü  Nilai intesitas cahaya berbanding terbalik dengan jarak.
ü  Nilai iluminasi cahaya berbanding lurus dengan jarak.
ü  Alat yang digunakan untuk mengukur iluminasi cahaya ialah luxmeter.

5.2 Saran
            Saran pada pratikum ini, sebaiknya menggunakan sinar laser sehingga dapat dibuktikan bahwa nilai intensitas cahaya pada sinar laser.



DAFTAR PUSTAKA

Giancoli. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga
Suryatim, Budi. 1998. Fisika untuk Sains dan Tekhnik. Jakarta : Erlangga
Young, Freedman. 1991. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Comments

Popular posts from this blog

Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF)

RANCANGAN ACAK KELOMPOK - FAKTORIAL (RAKF)   1. Penggunaan Percobaan Faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah percobaan dimana faktor yang dicobakan lebih dari satu faktor dan menggunakan RAK sebagai rancangan percobaannya.  Rancangan ini dipilih apabila satuan percobaan yang digunakan tidak seragam, sehingga perlu pengelompokan, sedangkan pada RAL Faktorial, satuan percobaan relatif seragam sehingga tidak perlu adanya pengelompokkan.  Pada prinsipnya percobaan RAK Faktorial sama dengan percobaan RAKL tunggal yang telah dibahas sebelumnya namun dalam percobaan ini terdiri dari dua faktor atau lebih.     2. Pengaturan Unit-unit Penelitian                        Prinsip : Ulangan pada RALF menjadi kelompok pada RAKF, dan perlakuan terdiri dari 2 atau lebih  dari 2 faktor perlakuan, setiap unit penelitian disebar secara acak pada kelompoknya.      ...

Laporan Pengukuran Tahanan

Laporan Pengukuran Tahananan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang             Rangkaian listrik terdiri dari alat-alat elektronika salah satunya resistor atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hambatan. Hambatan terdiri dari gelang-gelang warna setiap warna memiliki nilai tersendiri, hambatan banyak dipakai dalam rangkaian elektronika karena fungsinya yang menghambat arus listrik.             Menurut persamaan pada hukum ohm, nilai arus listrik berbanding terbalik dengan nilai hambatannya apabila nilai hambatannya besar maka nilai arus yang dialirkan pada rangkaian elektronika akan kecil begitu juga sebaliknya. Selain itu jika penyusunan rangkaian dilakukan secara seri maka nilai arus yang mengalir pada rangkaian tersebut akan sama, namun jika hambatannya disusun secara paralel maka nilai arus yang mengalir akan berbeda, karena peranan resistor ...

Laporan Mikrobiologi Lanjutan Isolasi

Laporan Praktikum Microbiologi PRAKTEK VII LANJUTAN ISOLASI Oleh Kelompok I Ketua              : Rahmad Doni Linge             1405104010004 Anggota          : Bagus Ramadhan S.P           140510401000 5                           Kemal Farsha Maulana         14051040100 24                           Masitah                                 14051040...