Laporan Pengukuran Tahananan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rangkaian listrik terdiri dari
alat-alat elektronika salah satunya resistor
atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hambatan. Hambatan terdiri
dari gelang-gelang warna setiap warna memiliki nilai tersendiri, hambatan
banyak dipakai dalam rangkaian elektronika karena fungsinya yang menghambat
arus listrik.
Menurut persamaan pada hukum ohm,
nilai arus listrik berbanding terbalik dengan nilai hambatannya apabila nilai
hambatannya besar maka nilai arus yang dialirkan pada rangkaian elektronika
akan kecil begitu juga sebaliknya. Selain itu jika penyusunan rangkaian dilakukan
secara seri maka nilai arus yang mengalir pada rangkaian tersebut akan sama,
namun jika hambatannya disusun secara paralel maka nilai arus yang mengalir
akan berbeda, karena peranan resistor
atau hambatan pada rangkaian banyak digunakan maka perlu dilakukan adanya
pemahaman pengukuran nilai hambatan.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari dilakukannya
pratikum ini ialah:
ü Memahami konsep pengukuran tahanan.
ü Memahami cara kerja dan kemampuan menggunakan alat
ukur tahanan/ohmmeter.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah yang timbul dari percobaan
ini ialah bagaimana cara menggunakan alat ukur/ohmmeter untuk mengukur
hambatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Resistor (hambatan atau tahanan) adalah komponen dasar
elektronika yang dibuat untuk menghambat aliran arus listrik. Sebuah resistor
dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat mempunyai nilai hambatan
tertentu. Berdasarkan nilai hambatannya, resistor dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu resistor tetap (yang mempunyai nilai hambatan tertentu/tetap) dan
resistor variabel (resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah/diatur).
Resistor juga dapat dikelompokkan berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu
resistor lilitan kawat dan resistor karbon. Resistor lilitan kawat digunakan
untuk berbagai keperluan yang membutuhkan akurasi cukup tinggi dan peralatan
yang menggunakan variasi arus yang besar, sedangkan resistor karbon merupakan
resistor yang paling banyak beredar di pasaran. Resistor karbon mempunyai nilai
hambatan yang tetap karena itu disebut juga resistor tetap (Suryatim, 1998).
Resistor adalah suatu benda/salah
satu komponen elektronika yang memiliki sifat menghambat/menahan arus listrik
mengalir pada sebuah media hantar, sehingga besar arus yang mengalir pada
input terminal akan menjadi lebih kecil dibanding arus output. Karena terjadi
perbedaan jumlah arus pada output, maka akan terjadi perubahan tegangan pada
terminal resistor tersebut. Resistor sangat umum digunakan pada peralatan
elektronik, meskipun wujudnya berbeda-beda. Dalam kehidupan sehari-hari sifat
resistor hampir ada pada semua benda, bahkan pada benda yang memiliki sifat
konduktor sekalipun. Semakin besar tahanan benda, maka semakin sulit arus
listrik mengalir. Semakin besar tahanan/daya resistansi pada suatu benda maka
benda semakin mendekati sifat isolator demikian juga sebaliknya, semakin kecil
tahanan/daya resistansi pada suatu benda maka benda tersebut semakin mendekati
sifat konduktor. Bahkan ada beberapa perangkat elektronik yang memanfaatkan
tahanan benda sehingga menghasilkan suatu panas atau cahaya. Misalkan seterika
listrik/soldir, lempeng elemen setrika/soldir adalah bahan yang memiliki
tahanan yang lumayan tinggi, tetapi dengan tegangan besar arus listrik dipaksa
untuk melalui elemen tersebut. Arus yang dipaksa untuk melalui suatu media
hantar yang memiliki tahanan tinggi akan menghasilkan suatu panas, dikarenakan
arus (elektron yang mengalir) saling bergesekan dengan molekul benda tersebut
(Afdan, 2011).
Resistansi atau hambatan adalah
penahan aliran listrik. Kemampuan menghambat aliran listrik disebut
resistivitas. Komponen atau bahan yang berfungsi atau digunakan untuk
menghambat arus listrik disebut resistor. Satuan Internasional untuk hambatan
adalah ohm (Ω) dan alat yang digunakan untuk mengukur hambatan adalah ohmmeter
(Giancoli,2001).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada percobaan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel
3.1 alat dan bahan
No
|
Nama Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Ohmmeter
|
1
buah
|
2
|
Resistor
|
10
buah
|
3.2 Prosedur Percobaan
Langkah-langkah untuk melakukan
percobaan ini ialah sebagai berikut.
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Resistor diambil sebanyak 10 buah kemudian diukur
nilai masing-masing resistor dan dicatat nilai resistor tersebut.
3. Resistor dirangkai secara seri lalu diukur
hambatannya.
4. Setelah itu, resistor dirangkai secara paralel lalu
diukur hambatannya.
5. Hasil pengukuran dan analisa data dilaporkan pada
asisten.
BAB IV
ANALISA DATA DAN HASIL
4.1 Data Hasil Percobaan
Adapun hasil data percobaan ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel
4.1 data hasil pengamatan.
No
|
Resistor
(KΩ)
|
Nilai
R yang diukur (KΩ)
|
Nilai
R yang dihitung (KΩ)
|
1
|
20
|
20
|
20
|
2
|
3.3
|
3.3
|
3.3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
4
|
47
|
50
|
47
|
5
|
4.7
|
5
|
4.7
|
6
|
1
|
1
|
1
|
7
|
2.2
|
2.2
|
2.2
|
8
|
220
|
210
|
220
|
9
|
330
|
320
|
330
|
10
|
470
|
450
|
470
|
4.2 Analisa Data
Perhitungan nilai hambatan/tahanan
pada resistor dapat di hitung berdasarkan gelang-gelang warna yang terdapat
pada resistor tersebut, pada sebagian hambatan terdapat 4 gelang warna pada
hambatan tersebut namun ada juga yang hambatan yang memiliki gelang warna lebih
dari 4.
Ø Pada hambatan 1 memiliki gelang warna (Merah, Hitam,
Hitam, Merah dan Coklat), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan
dibawah ini.
R = ABC x 10D
± E
R = 200 x 102
± 1%
R = 20.000 ± 1%
Ω
Ø Pada hambatan 2 memiliki gelang warna (Jingga,
Jingga, Merah dan Emas), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan
dibawah ini.
R = AB x 10C
± D
R = 33 x 102
± 5%
R = 3300 ± 5% Ω
Ø Pada hambatan 3 memiliki gelang warna (Merah, Hitam,
Hitam, Coklat dan Oranye), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan
dibawah ini.
R = ABC x 10D
± E
R = 200 x 101
± 50 ppm
R = 2000 ± 50
ppm Ω
Ø Pada hambatan 4 memiliki gelang warna (Kuning, Ungu,
Hitam, Merah dan Coklat), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan
dibawah ini.
R = ABC x 10D
± E
R = 470 x 102
± 1%
R = 47000 ± 1% Ω
Ø Pada hambatan 5 memiliki gelang warna (Kuning, Ungu,
Merah dan Emas), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini.
R = AB x 10C
± D
R = 47 x 102
± 1%
R = 4700 ± 1% Ω
Dan
hal yang sama dilakukan untuk mencari nilai hambatan secara perhitungan pada
hambatan selanjutnya.
4.3 Pembahasan
Resistor atau biasa disebut juga
sebagai tahahan banyak dipakai dalam rangkaian elektronika, karenanya perlu
dilakukan percobaan pengukuran nilai hambatan. Telah dilakukan percobaan
tentang pengukuran nilai hambatannya tersebut dengan menggunakan alat ukur
(multimeter) dan secara perhitungan, dari hasil percobaan dapat dilihat
terdapat perbedaan nilai hambatan secara pengukuran dan perhitungan adapun
faktor yang menyebabkan perbedaan nilai perhitungan tersebut ialah: pertama
alat yang digunakan menggunakan system analog sehingga pratikan tidak dapat
membaca alat ukur tersebut secara detail karena skala yang ditunjukan tidak
terlalu jelas terlihat, kedua pratikan lupa untuk melakukan kalibrasi pada alat
ukur yang digunakan, dan faktor lainnya seperti kurang telitinya pratikan dalam
melakukan pengukuran ini. Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan terlihat
bahwa pratikan sudah mampu membaca nilai hambatan, dan adapun fungsi dari
hambatan ialah untuk menghambat arus listrik pada rangkaian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh pada
percobaan ini ialah.
ü Pada resistor perlu dilakukan kalibrasi sebelum
memulai menghitung nilai hambatan.
ü Nilai resistor dapat dihitung berdasarkan gelang
warna yang dimiliki oelh resistor.
5.2 Saran
Saran pada pratikum ini ialah,
sebaiknya ruangan yang digunakan cukup luas sehingga pada saat pratikum
berlangsung, pratikan tidak terganggu dan bisa lebih fokus terhadap percobaan
yang akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Afdan. 2011. HambatanListrik.
Bandung : Balai Pustaka
Giancoli. 2001. Fisika.
Jakarta : Erlangga
Suryatim, Budi. 1998. Fisika
untuk Sains dan Tekhnik. Jakarta : Erlangga
makasih sudah share
ReplyDeletetang cucut