Laporan
Praktikum Pengelolaan Padang Pengembalaan
PADANG
PENGELOLAAN PENGEMBALAAN
RUMPUT
Brachiaria Humidicola
Disusun oleh :
Rahmad Doni Linge 1405104010004
FAKULTAS
PERTANIAN JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA BANDA ACEH DARUSSALAM
2015-2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Padang
penggembalaan adalah suatu daerah padangan yang ditumbuhi tanaman pakan ternak
sehingga ternak dapat merenggut sesuai kebutuhannya dalam waktu yang singkat.
Tanaman pakan yang biasa tumbuh di padang penggembalaan meliputi jenis rumput
dan legum.
Hijauan makanan ternak adalah
semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dan dapat mempengaruhi
produktivitas dari ternak itu sendiri, sehingga hijauan pakan ternak harus
diperhatikan ketersediaannya, untuk itu dalam praktikum ini dilakukan cara-cara
untuk mengetahui kualitas dari hijauan pakan ternak untuk rumput yang
digembalakan. Hijauan pakan yang baik dapat dilihat dari kualitas atau
kandungan dari hijauan pakan tersebut. Selain itu hijauan pakan yang baik harus
mempunyai jumlah yang cukup atau ketersediannya secara kontinyu.
Untuk memenuhi kebutuhan
ternak maka dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang
cukup serta ketersediaan dapat berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan
dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume
40%.Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia,
besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa
mencapai 100%.
Kapasitas tampung adalah kemampuan padang
penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh
sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar atau kemampuan
padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar.
Selain itu, kapasitas tampung
dapat diartikan sebagai jumlah hijauan
makanan ternak yang dapat disediakan dari kebun hijauan makanan ternak atau
padang penggembalaan untuk kebutuhan ternak selama satu tahun yang dinyatakan
dalam satuan ternak per hektar.
Untuk menjaga agar ketersediaan
akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif
yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara
alami sebagai padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap Tanaman makanan
ternak kedalam pola perkebunan dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya
pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang dapat menyediakan
berbagai jenis hijauan unggul serta disesuaikan dengan kapasitas tampung
terhadap jumlah ternak
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
A.
Untuk mengetahui
cara menghitung kapasitas tampung padang penggembalan.
B.
Untuk mengetahui
produksi hijauan/Ha/tahun dari padang penggembalan yang dikunjungi.
C.
Untuk mengetahui
Unit Ternak padang penggembalaan.
1.3 MANFAAT
PRAKTIKUM
Manfaat
praktikum ini adalah dapat membedakan macam sistem penggembalaan, mengetahui
cara mengukur produktivitas suatu lahan sehingga dapat membandingkan dengan
literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Brachiaria humidicola disebut juga dengan Brachiaria
dictyoneura dengan nama umum rumput Koronivia. Brachiaria humidicola merupakan
rumput tahunan berasal dari Afrika Selatan yang kemudian menyebar ke daerah
Fiji dan Papua New Guinea (Anderson, J.M., and C.B. Osmond, 1987).
Batang yang berkembang tingginya dapat mencapai 20-60
cm. Helai daun berwarna hijau terang (Bright green ) dengan panjang 12-25 cm
dan lebar 5-6 mm (Apandi, W. F. 2007).
Rumput ini biasanya digunakan sebagai hijauan dalam
padang penggembalaan permanen (Bogdan. 1977)
Brachiaria humidicola merupakan
rumput yang tahan terhadap kekeringan dan genangan namun tidak setahan Brachiaria
mutica. Rumput ini juga tahan terhadap penggembalaan berat dan mempunyai
ketahanan yang tinggi terhadap invasi gulma, tetapi kurang cocok bila dilakukan
penanaman dengan campuran leguminosa, hal ini karena pertumbuhan Brachiaria
humidicola cepat sekali menutup tanah sehingga akan menekan
pertumbuhan leguminosa (Hakim, N. Nyakpa, Lubis, Nugroho, Saul, A. Dida, G. B.
Hong dan Balley. 1986).
Brachiaria humidicola dapat tumbuh dengan baik apabila di tanam di bawah
pohon kelapa serta sangat efektif untuk menahan erosi. Kapasitas produksinya
dapat mencapai 20 ton/ha (Hardjowigeno, S. 1987).
Produksi rumput yang tumbuh ditanah sawah, kebun,
hutan dan pinggir jalan berkisar antara 14-15 ton BK/tahun sedangkan pengunaan
sekitar 1,5 ton BK/tahun. Kapasitas tampung ternak ruminansia disuatu wilayah
menunjukkan populasi maksimum suatu jenis ternak ruminansia yang ada diwilayah
tersebut selanjutnya kapasitas tampung ternak dihitung atas dasar ketersediaan
dan produktivitas lahan (Humphreys, L. R. 1980).
Kapasitas tampung disuatu wilayah sangat dipengaruhi
oleh iklim, produktivitas tanah, dan pola pertanian yang dilakukan didaerah
tersebut. (Susetyo, 1980)
Komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik
adalah curah hujan, tinggi rendahnya curah hujan disuatu daerah berpengaruh
langsung terhadap tingkat kesuburan dan pertumbuhan tanaman, bila pertumbuhan
tanaman terganggu maka produksinya terganggu pula. (Jayadi,1991)
Kompetisi adalah salah satu corak hubungan antara keadaan lingkungan di
sekitarnya yang berinteraksi dan selanjutnya keadaan lingkungan tersebut akan
mempengaruhi pertumbuhan yang lain. (Jones,. 1987)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi adalah
spesies tanaman, kepadatan/kerapatan tanam, persaingan cahaya, persaingan air
dan persaingan nutrisi (Junita,. 2002).
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum Pengelolaan Padang
Pengembalaan dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu mulai dari hari sabtu tanggal
19 maret 2016 sampai dengan hari sabtu tanggal 21 mai 2016. Praktikum
dilakasanakan di kebun Jurusan Peternakan Fakultas Petertanian Universitas
Syiah Kuala, Rukoh Darussalam.
3.2
Alat
dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan
Alat
yang digunakan dalam praktikum Pengelolaan Padang Pengembalaan adalah:
1)
Traktor
2)
Cangkul besar dan kecil
3)
Parang atau Arit
4)
Selang air
5)
Meteran
6)
Papan nama
7)
Gunting dan pisau
8)
Timbangan digital
9)
Timbangan gantungan
10) Kereta
sorong (Artco)
11) Tali
rapia
12) Alat
tulis
Bahan yang digunakan
ü Rumput
Brachiaria humidicola
ü Pupuk
kandang
ü Pupuk
NPK
3.3
Prosedur
Kerja
Pada
praktikum ini, lahan yang digunakan adalah seluas 3 x 3 meter. Ada beberapa
prosedur yang dilakukan, yaitu:
a. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan pembersihan lahan
dari jenis gulma (rumput liar) kemudian di lanjutkan dengan membajak mengunakan
traktor, minggu selanjutnya pengemburan dan melakukan proses pembuatan petakan dengan ukuran 3m2 persegi
menggunakan cangkul.
b. .Persiapan Tanaman
Tanaman yang
digunakan adalah rumput BEHA (Brachiaria humidicola.)Bahan tanamnya berupa pols
(sobekan) yang di ambil di perkebunan yg masih segar.
c.
Penanaman
Lubang tanam
yang digunakan sebanyak 20 lobang dengan jarak tanam 30 cm yang masing-masing
lobang ditanam 3-5 rumput .Pupuk yang sudah disiapkan yg berupa pupuk
kandang ditaburkan ke dalam lubang tersebut.Selanjutnya proses
penanaman dilakukan pada masing-masing lobang.Apabila dalam jangka waktu satu-dua
minggu setelah penanaman terdapat beberapa tanaman yang mati maka dilakukan
penyulaman atau penanaman ulang pada tanaman yang mati tersebut.
d.
Pemupukan
pemupukan
dilakukan dengan menaburi di petak masing-masing dengang menggunakan pupuk mpk
seberat 270 gram/petak.
e.
Perawatan dan pemeliharaan
Pembersihan
lahan dari gulma dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma 2-3 kali
seminggu.Proses penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore jika
tidak turun hujan.
f.
Pemanenan
Pemanenan
dilakukan pada umur hari dengan memotong 5 cm di atas permukaan tanah dalam 1 m2
kemudian di ukur panjangnya dan timbang
untuk menghitung berapa produksi rumput/m2..Produksi bobot berat segar
didapatkan dengan menimbang rumput yg di potong seberat 4.4 kg/m2
setelah dipanen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan dari
praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :
A.
PERHITUNGAN
HASIL RUMPUT INDIVIDU
No
|
Jenis Rumput
|
Luas Lahan
|
Pupuk
|
Umur
|
Produksi Segar
|
Panjang Rumput
|
Proper Use
|
1.
|
Brachiaria
humidicola
|
3 m²
|
NPK 370 Gram
|
60 hari
|
4.4 Kg
|
130 cm
|
50 %
|
Perhitungan kapasitas daya tampung rumput Brachiaria humidicola:
Diketahui :
Luas lahan : 1 x 1 m
Produksi Segar Brachiaria
humidicola 1 m² = 4,4 kg atau 44.000 kg/ha = 44 ton
Periode istirahat (t) = 60 hari
Periode merumput (s) = 30 hari
Proper Use : 70 %
Bobot badan ternak/AU : 350 kg atau konsumsi pakan
10 % dari BB = 35 kg
Ditanya :
Kapasitas daya tampung =.....???
Penyelesaian :
1.
Produksi
bahan segar
4,4
kg/ m x 10.000 m = 44.000 kg atau 44 ton
2.
Proper
use
50 / 100 x 4,4 kg = 2,2 kg
2,2 kg x 10.000 m = 22.000 kg
3.
Rumus
viosin =
(y-1)
s =
r
(y-1)
30 = 60
y =
60/30 + 1
y =
2+1
y =
3
4.
Kebutuhan
bahan kering 1 AU/bulan :
30 hari x 35 kg = 1.050
kg
5.
Kebutuhan
lahan / AUM :
1.050 / 22.000 =
0,047
6.
Kebutuhan
lahan pertahun
= 3 x 0,047
=
0,141 ekor/ha/pertahun
1
ha tanah = 1/0,141 = 7.09 ekor Ekor
Jadi : Jumlah daya tampung ternak / hektar adalah
berkisar 7 ekor ternak sapi.
B.
PERHITUNGAN
HASIL KELOMPOK RUMPUT.
Perhitungan kapasitas daya tampung rumput Brachiaria humidicola:
Diketahui :
Luas lahan : 1 x 1 m
Produksi Segar Brachiaria
humidicola 1 m² = 2,6 kg atau 26.000 kg/ha = 26 ton
Periode istirahat (t) = 60 hari
Periode merumput (s) = 30 hari
Proper Use : 60 %
Bobot badan ternak/AU : 350 kg atau konsumsi pakan
10 % dari BB = 35 kg
Ditanya :
Kapasitas daya tampung =.....???
Penyelesaian :
1.
Produksi
bahan segar
2,6
kg/ m x 10.000 m = 26.000 kg atau 26 ton
2.
Proper
use
60 / 100 x 2,6 kg = 1,56 kg
1,56 kg x 10.000 m = 15.600 kg
3.
Rumus
viosin =
(y-1)
s = r
(y-1)
30 = 60
y =
60/30 + 1
y =
2+1
y =
3
4.
Kebutuhan
bahan kering 1 AU/bulan :
30 hari x 35 kg = 1.050
kg
5.
Kebutuhan
lahan / AUM :
1.050 / 15.600 =
0,067
6.
Kebutuhan
lahan pertahun
= 3 x 0,067
=
0,201 ekor/ha/pertahun
1
ha tanah = 1/0,201 = 4.97 ekor Ekor
Jadi : Jumlah daya tampung ternak / hektar adalah
berkisar 5 ekor ternak sapi.
4.2 PEMBAHASAN
A. Nama latin
B. Diskripsi
tanaman
Tanaman
rumput tahunan yang mempunnyai banyak stolon dan
rizoma dan membentuk lapisan penutup tanah yang padat. Batang vegetatif prostrate pada
bagian bawah dimana dibentuk akar dari buku yang lebih bawah. Helai daun lebar
5-16 mm, dan panjang sampai 25 cm. Tangkai bunga tegak, tinggi 20-60 cm. Inflorescence panjang
7-12 cm, dengan 2-5 tandan, kelompok bunga berbulu.
C. Penggunaan/pemanfaatan
Ditanam untuk
padang gembala permanen dan sebagai penutup tanah untuk menahan erosi dan
gulma. Dapat digunakan sebagai hay dan
untuk menekan nematoda pada sistem tanaman pangan.
Ekologi
D. Persyaratan
tanah
Tumbuh pada
beragam janis tanah mulai dari tanah sangat asam tidak subur (pH 3,5),
tanah dengan Alumunium tinggi, tanah liat berat merekah, sampai tanah pasir
berbatu pH tinggi.
Kebutuhan Ca rendah. Tahan terhadap tanah berpengairan buruk dan sering
ditemukan pada tanah liat basah musiman.
E. Air
B. humidicola memerlukan
1000-4000 mm curah hujan tahunan dengan distribusi yang baik. Kurang baik pada
lingkungan <1600 mm curah hujan tahunan dan >6 bulan musim kering. Lebih
tahan pada daerah dengan pengairan buruk dan penggenangan jangka pendek
dibandingkan dengan rumput lain.
F. Suhu
B. humidicola tumbuh
paling baik pada lingkungan dataran rendah tropis, tetapi dapat juga tumbuh
pada ketinggian sampai 1000 m dan dapat ditemukan di daerah dataran rendah pada
lintang sampai 27o. Daya tahan suhu beku rendah.
G. Cahaya
Tumbuh
terbaik pada sinar matahari penuh tetapi daya tahan naungan sedang (misalnya
dibawah perkebunan kelapa yang sudah tua). Kurang tahan naungan dibanding Stenotaphrum secundatum .
H. Perkembangan
reproduksi
Brahiaria humidicola biasanya
berbunga pada tengah musim panas dan berbunga dengan lebat pada garis lintang
>10o.
I. Penggembalaan/pemotongan
Tumbuh
paling baik dibawah kondisi penggembalaan sedang sampai berat karena kemampuan
tumbuh stolon yang
sangat kuat, memberi penutupan tanah yang baik meski dibawah kondisi
penggembalaan berat. Dibawah kondisi penggembalaan ringan, lapisan daun dan
batang yang tebal akan membentuk tumpukan hjjauan berkualitas rendah.
J. Agronomi
K. Penanaman
B. humidicola tumbuh
dengan cepat dengan potongan batang (stek) yang ditanam dengan jarak 1m x 1m.
Juga dapat ditanam dengan menyebarkanstolon diatas
tanah yang sudah disiapkan kemudian ditutup sedikit secara merata.
Dapat ditanam dengan biji 2-8 kg/ha
(tergantung pada persentasi germinasi). Paling baik bila ditanam pada bedengan
yanag sudah disiapkan dengan baik kemudian ditutupi sedikit dengan merata.
L.
Spesies pasangan
B. humidicola tumbuh
sangat agresif dan mencegah spesies lain tumbuh sehingga sangat berguna pada
penanaman padang gembala di daerah tropis lembab karena dapat menekan
pertumbuhan gulma berdaun lebar. Untuk alasan yang sama, tanaman ini tidak
cocok ditanam dengan hampir semua jenis legum, tetapi dapat tumbuh baik bersama
legum seperti Desmodium heterophyllum , D.
heterocarpon subsp. ovalifolium, Arachis spp.
M.
Nilai nutrisi
Nilai
nutrisi baik (PK 5-17%) mengingat rendahnya kesuburan tanah dimana tanaman ini
tumbuh. Kecernaan berkisar dari 48-75%. Biasanya kualitas lebih rendah
dibanding spesies Brachiaria yang lain (B. decumbens , B. brizanthaatau B. ruziziensis ) dengan
kecernaan menurun dengan cepat bila tidak digembalai.
N. Palatabilitas/kesukaan
Palatabilitas sedang dan langsung
dimakan ternak ketikan tanaman dipertahankan tetap rendah dan banyak daun.
Palatabilitas dapat menjadi rendah ketika ditanam pada tanah asam tidak subur
karena helai daun menjadi sangat berserat dan berpigmen tinggi. Di
Malaysia, domba yang digembalakan pada rumput koroniva pada tanah asam
tidak subur mengalami luka-luka pada wajah karena tergores ujung daun berserat
yang tajam yang perlu dipotong secara teratur.
Fotosensiitisasi
telah ditemukan pada kuda yang digemabalakan pada B. humidicola selama 5
bulan. Konsentrasi Ca rendah dan oksalat yang tinggi mungkin juga menyebabkan
penyakit "kepala besar" (parathyroidism) pada kuda. Dapat diatasi
dengan pemberian pakan mineral yang tepat.
O.
Bahan kering
Produksi BK dipegaruhi sangat kuat oleh kesuburan tanah dan berkisar
sekitar 7-34 ton/ha/tahun.
P.
Produksi ternak
Dapat memberikan kenaikan berat badan yang tinggi per hektar karena
tanaman ini dapat menahan tingkat penggembalaan yang tinggi. Di Panama, padang
gembala murni digembalai dengan 4 ekor/ha, memberikan kenaikan berat badan 0,32
kg/ekor/hari dan 501 kg/ha/tahun sementara dengan Pueraria phaseoloides , kenaikan berat badan ternak adalah
0,38 kg/ekor/hari dan 585 kg/ha/tahun.
Didaerah tropis lembab di Vanuatu, ternak digembalakan pada padang gembala
rumput koroniva/legum mendapat kenaikan berat badan 0,74, 0,68 dan 0,55
kg/ekor/hari pada tingkat penggembalaan masing-masing 2, 2,5 dan 3,5 ekor/ha,
selama masa penggembalaan 2 tahun.
Q.
Produksi biji
Biji dapat dipanen tangan. Panen dapat mencapai sekitar 200-300 kg/ha. Biji
mungkin dorrman selama 9 bulan dan harus disimpan dalam suhu rendah dan kondisi
kelembaban rendah untuk mencegah penurunan kualitas biji, yang bisa sangat
parah.
Pembentukan bunga
terbatas dan produksi biji rendah pada garis lintang rendah.
Keunggulan
1.
Tumbuh baik pada tanah
tidak subur.
2.
Mudah ditanam dan
menyebar dengan cepat dengan potongan batang.
3.
Kemampuan sangat baik
untuk menekan gulma.
4.
Tetap menutup tanah
dengan baik dibawah kondisi penggembalaan berat.
5.
Daya tahan memadai
terhadap spittlebugs.
6.
Kenaikan berat badan
per ha tinggi karena kemampuannya untuk mendukung tingkat penggembalaan yang
tinggi.
Keterbatasan
- Kurang disukai ternak, terutama domba.
- Sulit mempertahankan legum yang ditanam bersama.
- Memerlukan penggembalaan/pemotongan yang sering
untuk mempertahankan kualitas.
- Rentan terhadap penyakit karat.
- Kualitas lebih rendah dibanding Brachiaria spp
lain.
Penanaman
Leguminosa
Centrosema pubescens (Sentro)
Centrosema
pubescens berasal
dari Amerika selatan tropis dan memiliki fungsi sebagai tanaman penutup tanah,
tanaman sela, dan pencegah erosi. LegumCentrosema pubescens termasuk sub familia Papiloniceae dari familiLeguminoceae.
Batang Centro panjang dan sering berakar pada bukunya,
tiap tangkai berdaun tiga lembar, berbentuk elips dengan ujung tajam dan bulu
halus pada kedua permukaannya. Bunga berbentuk tandan berwarna ungu muda
bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm,
sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji. Centrosema pubescenstumbuh
dengan membelit pada tanaman lain atau menjalar di pagar dan juga menjalar
bersama–sama dengan rumput menutupi permukaan tanah. Batang panjang, sering
berakar pada bukunya, daun dengan tiga anak daun yang berbentuk telur dengan
ujung tajam, berambut, panjangnya 5 – 12 cm dan lebar 3 – 10 cm.
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
·
Penyediaan pada
padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60%
dan legume 40%.
·
Kapasitas
tampung adalah kemampuan suatu pastura menampung ternak tanpa menyebabkan
kerusakan pada padang rumput dan ternak.
·
Pemberian pupuk
kandang yang tinggi pertumbuhan jumlah anakan dan tinggi tanaman cenderung
meningkat, walaupun peningkatannya tidak berbeda nyata antara pemupukan sedang
dengan pemupukan tinggi pada pada rumput Brachiaria Humudicola. Tingkat produksi rumput sangat dipengaruhi oleh
tingkat perkembangan akar dan perhunbuhan daun.
·
Kapasitas
tampung berbeda-beda karena adanya perbedaan dalam produksi tanah, curah hujan
dan penyebarannya, topografi dan lain-lain.
B. SARAN
Untuk praktikum selanjutnya saya sangat berharap agar
lahannya lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA.
Apandi, W. F. 2007. Pengaruh interval defoliasi
dan pemupukan yang berbeda terhadap
produksi rumput Brachiaria humidicola di bawah naungan sengon.Skripsi.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Bogdan. 1977. Tropical Pasture and Fodder Plants
(Grasses and Legumes). Longan Ltd, London and New York.
Hakim, N. Nyakpa, Lubis,
Nugroho, Saul, A. Dida, G. B. Hong dan Balley. 1986.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
E.Sutedi, dkk. Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak : AGRONOMI DAN PEMANFAATAN
Centrosema pubescens (lpeternakan.litbang.pertanian.go.id.diakses13Maret2016)
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediterania Sarana Perkasa. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Humphreys, L. R. 1980. A Guide to Better
Pastures for The Tropics and Sub-tropics. 4th Ed.
Wright Stephenson and Co. Australia.
Jayadi, S. 1991. Tanaman
Makanan Ternak Tropika. Karya Ilmiah. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Jones, R. M.., J. C. Tothil and R.J. Jones. 1987. Pastures and Pasture
Management in
Junita, F., S. Nurhayatini, dan D. Katsono.
2002. Pengaruh frekuensi penyiraman dan takaran pupuk kandang terhadap
pertumbuhan dan hasil pakchoi. J. ilmu
Suariani, Luh dkk Pengaruh Cara
Persiapan Lahan Terhadap Produksi Bahan Kering Dan Kualitas Centrosema
pubescent Benth. dan Calopogonium mucunoides Desv. Di Padang Rumput Alami
(hitpi.org, diakses 15 Maret 2016)
Comments
Post a Comment