Skip to main content

Laporan PADANG PENGELOLAAN PENGEMBALAAN

Laporan Praktikum Pengelolaan Padang Pengembalaan

PADANG PENGELOLAAN PENGEMBALAAN
RUMPUT Brachiaria Humidicola


Disusun oleh :
Rahmad Doni Linge                           1405104010004 



FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH DARUSSALAM
2015-2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan yang ditumbuhi tanaman pakan ternak sehingga ternak dapat merenggut sesuai kebutuhannya dalam waktu yang singkat. Tanaman pakan yang biasa tumbuh di padang penggembalaan meliputi jenis rumput dan legum.
            Hijauan  makanan ternak  adalah  semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dan dapat mempengaruhi produktivitas dari ternak itu sendiri, sehingga hijauan pakan ternak harus diperhatikan ketersediaannya, untuk itu dalam praktikum ini dilakukan cara-cara untuk mengetahui kualitas dari hijauan pakan ternak untuk rumput yang digembalakan. Hijauan pakan yang baik dapat dilihat dari kualitas atau kandungan dari hijauan pakan tersebut. Selain itu hijauan pakan yang baik harus mempunyai jumlah yang cukup atau ketersediannya secara kontinyu.
Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%.Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya  sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100%.

            Kapasitas tampung adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar. 

Selain itu, kapasitas tampung dapat diartikan sebagai  jumlah hijauan makanan ternak yang dapat disediakan dari kebun hijauan makanan ternak atau padang penggembalaan untuk kebutuhan ternak selama satu tahun yang dinyatakan dalam satuan ternak per hektar. 
 Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap Tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul serta  disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak

1.2  TUJUAN

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
A.    Untuk mengetahui cara menghitung kapasitas tampung padang    penggembalan.
B.     Untuk mengetahui produksi hijauan/Ha/tahun dari padang penggembalan yang dikunjungi.
C.     Untuk mengetahui Unit Ternak padang penggembalaan.

1.3  MANFAAT PRAKTIKUM
Manfaat praktikum ini adalah dapat membedakan macam sistem penggembalaan, mengetahui cara mengukur produktivitas suatu lahan sehingga dapat membandingkan dengan literatur.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Brachiaria humidicola disebut juga dengan Brachiaria dictyoneura dengan nama umum rumput Koronivia. Brachiaria humidicola merupakan rumput tahunan berasal dari Afrika Selatan yang kemudian menyebar ke daerah Fiji dan Papua New Guinea (Anderson, J.M., and C.B. Osmond, 1987).

Batang yang berkembang tingginya dapat mencapai 20-60 cm. Helai daun berwarna hijau terang (Bright green ) dengan panjang 12-25 cm dan lebar 5-6 mm (Apandi, W. F. 2007).

Rumput ini biasanya digunakan sebagai hijauan dalam padang penggembalaan permanen (Bogdan. 1977)

 Brachiaria humidicola merupakan rumput yang tahan terhadap kekeringan dan genangan namun tidak setahan Brachiaria mutica. Rumput ini juga tahan terhadap penggembalaan berat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap invasi gulma, tetapi kurang cocok bila dilakukan penanaman dengan campuran leguminosa, hal ini karena pertumbuhan Brachiaria humidicola cepat sekali menutup tanah sehingga akan menekan pertumbuhan leguminosa (Hakim, N. Nyakpa, Lubis, Nugroho, Saul, A. Dida, G. B. Hong dan Balley. 1986).

Brachiaria humidicola dapat tumbuh dengan baik apabila di tanam di bawah pohon kelapa serta sangat efektif untuk menahan erosi. Kapasitas produksinya dapat mencapai 20 ton/ha (Hardjowigeno, S. 1987).

Produksi rumput yang tumbuh ditanah sawah, kebun, hutan dan pinggir jalan berkisar antara 14-15 ton BK/tahun sedangkan pengunaan sekitar 1,5 ton BK/tahun. Kapasitas tampung ternak ruminansia disuatu wilayah menunjukkan populasi maksimum suatu jenis ternak ruminansia yang ada diwilayah tersebut selanjutnya kapasitas tampung ternak dihitung atas dasar ketersediaan dan produktivitas lahan (Humphreys, L. R. 1980).

Kapasitas tampung disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh iklim, produktivitas tanah, dan pola pertanian yang dilakukan didaerah tersebut. (Susetyo, 1980)

Komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik adalah curah hujan, tinggi rendahnya curah hujan disuatu daerah berpengaruh langsung terhadap tingkat kesuburan dan pertumbuhan tanaman, bila pertumbuhan tanaman terganggu maka produksinya terganggu pula. (Jayadi,1991)

            Kompetisi adalah salah satu corak hubungan antara keadaan lingkungan di sekitarnya yang berinteraksi dan selanjutnya keadaan lingkungan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan yang lain. (Jones,. 1987)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi adalah spesies tanaman, kepadatan/kerapatan tanam, persaingan cahaya, persaingan air dan persaingan nutrisi (Junita,. 2002).


BAB III
MATERI DAN METODE


3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum Pengelolaan Padang Pengembalaan dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu mulai dari hari sabtu tanggal 19 maret 2016 sampai dengan hari sabtu tanggal 21 mai 2016. Praktikum dilakasanakan di kebun Jurusan Peternakan Fakultas Petertanian Universitas Syiah Kuala, Rukoh Darussalam.

3.2  Alat dan Bahan yang Digunakan
               Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengelolaan Padang Pengembalaan adalah:
1)        Traktor
2)        Cangkul besar dan kecil
3)        Parang atau Arit
4)        Selang air
5)        Meteran
6)        Papan nama
7)        Gunting dan pisau
8)        Timbangan digital
9)        Timbangan gantungan
10)    Kereta sorong (Artco)
11)    Tali rapia
12)    Alat tulis

Bahan yang digunakan
ü  Rumput Brachiaria humidicola
ü  Pupuk kandang
ü  Pupuk NPK


3.3  Prosedur Kerja

Pada praktikum ini, lahan yang digunakan adalah seluas 3 x 3 meter. Ada beberapa prosedur yang dilakukan, yaitu:

a.       Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan pembersihan lahan dari jenis gulma (rumput liar) kemudian di lanjutkan dengan membajak mengunakan traktor, minggu selanjutnya pengemburan dan melakukan proses pembuatan  petakan dengan ukuran 3m2 persegi menggunakan cangkul.

b.      .Persiapan Tanaman
Tanaman yang digunakan adalah rumput BEHA (Brachiaria humidicola.)Bahan tanamnya berupa pols (sobekan) yang di ambil di perkebunan yg masih segar.

c.       Penanaman
Lubang tanam yang digunakan sebanyak 20 lobang dengan jarak tanam 30 cm yang masing-masing lobang ditanam 3-5 rumput .Pupuk yang sudah disiapkan yg berupa pupuk kandang  ditaburkan  ke dalam lubang tersebut.Selanjutnya proses penanaman dilakukan pada masing-masing lobang.Apabila dalam jangka waktu satu-dua minggu setelah penanaman terdapat beberapa tanaman yang mati maka dilakukan penyulaman atau penanaman ulang pada tanaman yang mati tersebut.

d.      Pemupukan
pemupukan dilakukan dengan menaburi di petak masing-masing dengang menggunakan pupuk mpk seberat 270 gram/petak.




e.       Perawatan dan pemeliharaan
Pembersihan lahan dari gulma dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma 2-3 kali seminggu.Proses penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore jika tidak turun hujan.

f.        Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada umur   hari dengan memotong 5 cm di atas    permukaan tanah dalam 1 m2 kemudian di ukur panjangnya dan  timbang untuk menghitung berapa produksi rumput/m2..Produksi bobot berat segar didapatkan dengan menimbang rumput yg di potong seberat 4.4 kg/m2 setelah dipanen. 

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
            Adapun hasil pengamatan dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :
A.    PERHITUNGAN HASIL RUMPUT INDIVIDU

No
Jenis Rumput
Luas Lahan

Pupuk

Umur
Produksi Segar
Panjang Rumput
Proper Use

1.
Brachiaria humidicola

3 m²
NPK 370 Gram

60 hari

4.4 Kg

130 cm

50 %

            Perhitungan kapasitas daya tampung rumput Brachiaria humidicola:
Diketahui :
Luas lahan : 1 x 1 m
Produksi Segar Brachiaria humidicola 1 m² = 4,4 kg atau 44.000 kg/ha = 44 ton
Periode istirahat (t) = 60 hari
Periode merumput (s) = 30 hari
Proper Use : 70 %
Bobot badan ternak/AU : 350 kg atau konsumsi pakan 10 % dari BB = 35 kg
  
Ditanya :
Kapasitas daya tampung =.....???

Penyelesaian :
1.      Produksi bahan segar
4,4 kg/ m x 10.000 m = 44.000 kg atau 44 ton
2.      Proper use
50 / 100 x 4,4 kg = 2,2 kg
2,2 kg x 10.000 m = 22.000 kg
3.        Rumus viosin =
(y-1) s             = r
(y-1) 30            = 60
                                  y       = 60/30 + 1
                                  y       = 2+1
                                  y       = 3

4.        Kebutuhan bahan kering 1 AU/bulan :
30 hari x 35 kg = 1.050 kg
5.        Kebutuhan lahan / AUM :
1.050 / 22.000 = 0,047
6.        Kebutuhan lahan pertahun
= 3 x 0,047
= 0,141 ekor/ha/pertahun
1 ha tanah = 1/0,141 = 7.09 ekor Ekor

Jadi :  Jumlah daya tampung ternak / hektar adalah berkisar  7 ekor ternak              sapi.
B.     PERHITUNGAN HASIL KELOMPOK RUMPUT.

            Perhitungan kapasitas daya tampung rumput Brachiaria humidicola:
Diketahui :
Luas lahan : 1 x 1 m
Produksi Segar Brachiaria humidicola 1 m² = 2,6 kg atau 26.000 kg/ha = 26 ton
Periode istirahat (t) = 60 hari
Periode merumput (s) = 30 hari
Proper Use : 60 %
Bobot badan ternak/AU : 350 kg atau konsumsi pakan 10 % dari BB = 35 kg

Ditanya :
Kapasitas daya tampung =.....???

Penyelesaian :
1.      Produksi bahan segar
2,6 kg/ m x 10.000 m = 26.000 kg atau 26 ton
2.      Proper use
60 / 100 x 2,6 kg = 1,56 kg
1,56 kg x 10.000 m = 15.600 kg
3.        Rumus viosin =
(y-1) s              = r
(y-1) 30            = 60
                                  y       = 60/30 + 1
                                  y       = 2+1
                                  y       = 3

4.        Kebutuhan bahan kering 1 AU/bulan :
30 hari x 35 kg = 1.050 kg
5.        Kebutuhan lahan / AUM :
1.050 / 15.600 = 0,067
6.        Kebutuhan lahan pertahun
= 3 x 0,067
= 0,201 ekor/ha/pertahun
1 ha tanah = 1/0,201 = 4.97 ekor Ekor

Jadi :  Jumlah daya tampung ternak / hektar adalah berkisar  5 ekor ternak              sapi.

4.2 PEMBAHASAN

A.    Nama latin
Brachiaria humidicola (Rendle) Schweick

B.     Diskripsi tanaman
Tanaman rumput tahunan yang mempunnyai banyak stolon dan rizoma dan membentuk lapisan penutup tanah yang padat. Batang vegetatif prostrate pada bagian bawah dimana dibentuk akar dari buku yang lebih bawah. Helai daun lebar 5-16 mm, dan panjang sampai 25 cm. Tangkai bunga tegak, tinggi 20-60 cm. Inflorescence panjang 7-12 cm, dengan 2-5 tandan, kelompok bunga berbulu.

C.    Penggunaan/pemanfaatan
Ditanam untuk padang gembala permanen dan sebagai penutup tanah untuk menahan erosi dan gulma. Dapat digunakan sebagai hay dan untuk menekan nematoda pada sistem tanaman pangan.

Ekologi

D.    Persyaratan tanah
Tumbuh pada beragam janis tanah mulai dari tanah sangat asam tidak subur (pH 3,5), tanah dengan Alumunium tinggi, tanah liat berat merekah, sampai tanah pasir berbatu pH tinggi. Kebutuhan Ca rendah. Tahan terhadap tanah berpengairan buruk dan sering ditemukan pada tanah liat basah musiman.

E.     Air
B. humidicola memerlukan 1000-4000 mm curah hujan tahunan dengan distribusi yang baik. Kurang baik pada lingkungan <1600 mm curah hujan tahunan dan >6 bulan musim kering. Lebih tahan pada daerah dengan pengairan buruk dan penggenangan jangka pendek dibandingkan dengan rumput lain.



F.     Suhu
B. humidicola tumbuh paling baik pada lingkungan dataran rendah tropis, tetapi dapat juga tumbuh pada ketinggian sampai 1000 m dan dapat ditemukan di daerah dataran rendah pada lintang sampai 27o. Daya tahan suhu beku rendah.

G.    Cahaya
Tumbuh terbaik pada sinar matahari penuh tetapi daya tahan naungan sedang (misalnya dibawah perkebunan kelapa yang sudah tua). Kurang tahan naungan dibanding Stenotaphrum secundatum .

H.    Perkembangan reproduksi
Brahiaria humidicola biasanya berbunga pada tengah musim panas dan berbunga dengan lebat pada garis lintang >10o.

I.       Penggembalaan/pemotongan

Tumbuh paling baik dibawah kondisi penggembalaan sedang sampai berat karena kemampuan tumbuh stolon yang sangat kuat, memberi penutupan tanah yang baik meski dibawah kondisi penggembalaan berat. Dibawah kondisi penggembalaan ringan, lapisan daun dan batang yang tebal akan membentuk tumpukan hjjauan berkualitas rendah.

J.      Agronomi

K.    Penanaman
B. humidicola tumbuh dengan cepat dengan potongan batang (stek) yang ditanam dengan jarak 1m x 1m. Juga dapat ditanam dengan menyebarkanstolon diatas tanah yang sudah disiapkan kemudian ditutup sedikit secara merata.
Dapat ditanam dengan biji 2-8 kg/ha (tergantung pada persentasi germinasi). Paling baik bila ditanam pada bedengan yanag sudah disiapkan dengan baik kemudian ditutupi sedikit dengan merata.

L.     Spesies pasangan
B. humidicola tumbuh sangat agresif dan mencegah spesies lain tumbuh sehingga sangat berguna pada penanaman padang gembala di daerah tropis lembab karena dapat menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar. Untuk alasan yang sama, tanaman ini tidak cocok ditanam dengan hampir semua jenis legum, tetapi dapat tumbuh baik bersama legum seperti Desmodium heterophyllum D. heterocarpon subsp. ovalifoliumArachis spp.

M.   Nilai nutrisi
Nilai nutrisi baik (PK 5-17%) mengingat rendahnya kesuburan tanah dimana tanaman ini tumbuh. Kecernaan berkisar dari 48-75%. Biasanya kualitas lebih rendah dibanding spesies Brachiaria yang lain (B. decumbens B. brizanthaatau B. ruziziensis ) dengan kecernaan menurun dengan cepat bila tidak digembalai.

N.    Palatabilitas/kesukaan
Palatabilitas sedang dan langsung dimakan ternak ketikan tanaman dipertahankan tetap rendah dan banyak daun. Palatabilitas dapat menjadi rendah ketika ditanam pada tanah asam tidak subur karena helai daun menjadi sangat berserat dan berpigmen tinggi. Di Malaysia, domba yang digembalakan pada rumput koroniva pada tanah asam tidak subur mengalami luka-luka pada wajah karena tergores ujung daun berserat yang tajam yang perlu dipotong secara teratur.

Fotosensiitisasi telah ditemukan pada kuda yang digemabalakan pada B. humidicola selama 5 bulan. Konsentrasi Ca rendah dan oksalat yang tinggi mungkin juga menyebabkan penyakit "kepala besar" (parathyroidism) pada kuda. Dapat diatasi dengan pemberian pakan mineral yang tepat.

O.    Bahan kering
Produksi BK dipegaruhi sangat kuat oleh kesuburan tanah dan berkisar sekitar 7-34 ton/ha/tahun.

P.     Produksi ternak
Dapat memberikan kenaikan berat badan yang tinggi per hektar karena tanaman ini dapat menahan tingkat penggembalaan yang tinggi. Di Panama, padang gembala murni digembalai dengan 4 ekor/ha, memberikan kenaikan berat badan 0,32 kg/ekor/hari dan 501 kg/ha/tahun sementara dengan Pueraria phaseoloides , kenaikan berat badan ternak adalah 0,38 kg/ekor/hari dan 585 kg/ha/tahun.

Didaerah tropis lembab di Vanuatu, ternak digembalakan pada padang gembala rumput koroniva/legum mendapat kenaikan berat badan 0,74, 0,68 dan 0,55 kg/ekor/hari pada tingkat penggembalaan masing-masing 2, 2,5 dan 3,5 ekor/ha, selama masa penggembalaan 2 tahun.

Q.    Produksi biji

Biji dapat dipanen tangan. Panen dapat mencapai sekitar 200-300 kg/ha. Biji mungkin dorrman selama 9 bulan dan harus disimpan dalam suhu rendah dan kondisi kelembaban rendah untuk mencegah penurunan kualitas biji, yang bisa sangat parah.
Pembentukan bunga terbatas dan produksi biji rendah pada garis lintang rendah.

Keunggulan
1.      Tumbuh baik pada tanah tidak subur.
2.      Mudah ditanam dan menyebar dengan cepat dengan potongan batang.
3.      Kemampuan sangat baik untuk menekan gulma.
4.      Tetap menutup tanah dengan baik dibawah kondisi penggembalaan berat.
5.      Daya tahan memadai terhadap spittlebugs.
6.      Kenaikan berat badan per ha tinggi karena kemampuannya untuk mendukung tingkat penggembalaan yang tinggi.
Keterbatasan
  1. Kurang disukai ternak, terutama domba.
  2. Sulit mempertahankan legum yang ditanam bersama.
  3. Memerlukan penggembalaan/pemotongan yang sering untuk mempertahankan kualitas.
  4. Rentan terhadap penyakit karat.
  5. Kualitas lebih rendah dibanding Brachiaria spp lain.


 Penanaman Leguminosa
Centrosema pubescens (Sentro)
Centrosema pubescens berasal dari Amerika selatan tropis dan memiliki fungsi sebagai tanaman penutup tanah, tanaman sela, dan pencegah erosi. LegumCentrosema pubescens termasuk sub familia Papiloniceae dari familiLeguminoceae. Batang Centro panjang dan sering berakar pada bukunya, tiap tangkai berdaun tiga lembar, berbentuk elips dengan ujung tajam dan bulu halus pada kedua permukaannya. Bunga berbentuk tandan berwarna ungu muda bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm, sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji. Centrosema pubescenstumbuh dengan membelit pada tanaman lain atau menjalar di pagar dan juga menjalar bersama–sama dengan rumput menutupi permukaan tanah. Batang panjang, sering berakar pada bukunya, daun dengan tiga anak daun yang berbentuk telur dengan ujung tajam, berambut, panjangnya 5 – 12 cm dan lebar 3 – 10 cm.


BAB V PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  KESIMPULAN
·         Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%.
·         Kapasitas tampung adalah kemampuan suatu pastura menampung ternak tanpa menyebabkan kerusakan pada padang rumput dan ternak.
·         Pemberian pupuk kandang yang tinggi pertumbuhan jumlah anakan dan tinggi tanaman cenderung meningkat, walaupun peningkatannya tidak berbeda nyata antara pemupukan sedang dengan pemupukan tinggi pada pada rumput Brachiaria Humudicola. Tingkat produksi rumput sangat dipengaruhi oleh tingkat perkembangan akar dan perhunbuhan daun.
·         Kapasitas tampung berbeda-beda karena adanya perbedaan dalam produksi tanah, curah hujan dan penyebarannya, topografi dan lain-lain.

B.     SARAN
Untuk praktikum selanjutnya saya sangat berharap agar lahannya lebih luas lagi.

  

DAFTAR PUSTAKA.
Apandi, W. F. 2007. Pengaruh interval defoliasi dan pemupukan yang berbeda   terhadap produksi rumput Brachiaria humidicola di bawah naungan sengon.Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Bogdan. 1977. Tropical Pasture and Fodder Plants (Grasses and Legumes). Longan Ltd, London and New York.
Hakim, N. Nyakpa, Lubis, Nugroho, Saul, A. Dida, G. B. Hong dan Balley. 1986.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
E.Sutedi, dkk. Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak : AGRONOMI DAN PEMANFAATAN Centrosema pubescens (lpeternakan.litbang.pertanian.go.id.diakses13Maret2016)
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediterania Sarana Perkasa. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Humphreys, L. R. 1980. A Guide to Better Pastures for The Tropics and Sub-tropics. 4th Ed. Wright Stephenson and Co. Australia.
Jayadi, S. 1991. Tanaman Makanan Ternak Tropika. Karya Ilmiah. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Jones, R. M.., J. C. Tothil and R.J. Jones. 1987. Pastures and Pasture Management in
Junita, F., S. Nurhayatini, dan D. Katsono. 2002. Pengaruh frekuensi penyiraman dan takaran pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil pakchoi. J. ilmu
Suariani, Luh dkk Pengaruh Cara Persiapan Lahan Terhadap Produksi Bahan Kering Dan Kualitas Centrosema pubescent Benth. dan Calopogonium mucunoides Desv. Di Padang Rumput Alami (hitpi.org, diakses 15 Maret 2016)


Comments

Popular posts from this blog

Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF)

RANCANGAN ACAK KELOMPOK - FAKTORIAL (RAKF)   1. Penggunaan Percobaan Faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah percobaan dimana faktor yang dicobakan lebih dari satu faktor dan menggunakan RAK sebagai rancangan percobaannya.  Rancangan ini dipilih apabila satuan percobaan yang digunakan tidak seragam, sehingga perlu pengelompokan, sedangkan pada RAL Faktorial, satuan percobaan relatif seragam sehingga tidak perlu adanya pengelompokkan.  Pada prinsipnya percobaan RAK Faktorial sama dengan percobaan RAKL tunggal yang telah dibahas sebelumnya namun dalam percobaan ini terdiri dari dua faktor atau lebih.     2. Pengaturan Unit-unit Penelitian                        Prinsip : Ulangan pada RALF menjadi kelompok pada RAKF, dan perlakuan terdiri dari 2 atau lebih  dari 2 faktor perlakuan, setiap unit penelitian disebar secara acak pada kelompoknya.      ...

Laporan Pengukuran Tahanan

Laporan Pengukuran Tahananan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang             Rangkaian listrik terdiri dari alat-alat elektronika salah satunya resistor atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hambatan. Hambatan terdiri dari gelang-gelang warna setiap warna memiliki nilai tersendiri, hambatan banyak dipakai dalam rangkaian elektronika karena fungsinya yang menghambat arus listrik.             Menurut persamaan pada hukum ohm, nilai arus listrik berbanding terbalik dengan nilai hambatannya apabila nilai hambatannya besar maka nilai arus yang dialirkan pada rangkaian elektronika akan kecil begitu juga sebaliknya. Selain itu jika penyusunan rangkaian dilakukan secara seri maka nilai arus yang mengalir pada rangkaian tersebut akan sama, namun jika hambatannya disusun secara paralel maka nilai arus yang mengalir akan berbeda, karena peranan resistor ...

Laporan Mikrobiologi Lanjutan Isolasi

Laporan Praktikum Microbiologi PRAKTEK VII LANJUTAN ISOLASI Oleh Kelompok I Ketua              : Rahmad Doni Linge             1405104010004 Anggota          : Bagus Ramadhan S.P           140510401000 5                           Kemal Farsha Maulana         14051040100 24                           Masitah                                 14051040...